March 16, 2010

On Distance (Part 3) / Apa Mungkin



Apa mungkin malam mengerti,
sang bulan belum menjelma lagi?

Wahai sayang, kutunggu di sini,
nyanyianmu bermain di hati.

Selagi masih rindu ke pagi,
Kan kukira, nun bintang nan tinggi.

Apa mungkin bermain sembunyi,
sang suria memanggilmu kembali.

12 comments:

  1. i love your work. your photo n poems ;)

    ReplyDelete
  2. both pic n poem sangat semat ^__^

    *tepuk tangan

    ReplyDelete
  3. Japy > Greetings, and thank you :) And that was a poem written in the Malay language :D

    Dz > Terima kasih :)

    hiDayah > Thank you, and just so you know, I love your photos too :)

    Aijud > Haha puisi bahasa melayu pertama di Blogger ku ini :D

    epa_is_fred > Thanks...for your kind words, and sebab sampai tepuk tangan, hehe :D

    ReplyDelete
  4. chenta itu ibarat sambal belacan yg sedap tak terperi rasanye hohohooh

    ReplyDelete
  5. Penat sudah soal sang aur,
    Lelah sudah jawab sang tebing.

    Sunyi tiada berteman sungai yang mengalir,
    Tangisan awan menghembus bayu,
    Dinyanyikan lagu,
    Pengubat rindu.

    Siakan sahaja,
    Sapaan alam,
    Sebak di hati,
    Tidak terperi.

    Tiada henti, kiranya berdetik kini,
    Menghitung saat untuk kembali.

    419am, 15 March 2010
    Manchester, England

    ReplyDelete
  6. cyberboy> sambal belacan? Menarik...tsk tsk.

    Asrif> Melonjak senyap hatiku kini,
    Lelah kukira malam ke pagi,
    Cukuplah sudah saat yang sepi,
    Wahai sayang, kan kau kembali :)

    ReplyDelete
  7. You have a wonderful blog; so textured! I found you via the blog list and congratulations to you. I'll be back.
    Diane

    ReplyDelete
  8. OMG. so much in love i can puke. u guys are match made in poetry heaven! kawin dont miss me in the guest list :p

    ReplyDelete